Modul Jurnalistik; Editing Sentuhan Akhir Sebuah Naskah

Prolog:
Ada begitu banyak teori di bidang editing, namun tujuan artikel ini bukanlah untuk membeberkan semua teori tersebut (emangnya saya siapa? Ahli editing?). Saya hanya ingin membahas prinsip mendasar di dalam editing yang sudah dikenal secara luas.

Derfinisi:
Suntingan ialah pembetulan atau perbaikan artikel, buku, makalah dan sebagainya. Penyunting ialah orang yang melakukan kerja-kerja penyuntingan. Penyuntingan ialah proses menyunting. Editor ialah istilah lain penyunting.

Jenis Editing:
Editing Substansi: Penyuntingan Substantif dilakukan untuk memastikan ide penulis dapat disampaikan secara tepat, padat dan jelas.

Editing Bahasa: Menyimak paragraf, kata demi kata, baris demi baris dan kadangkala huruf demi huruf dengan merujuk bahan bantuan seperti kamus, buku tatabahasa, pedoman istilah dan gaya bahasa.

Dua Prinsip Penting Editing
Prinsip pertama: Editor naskah fiksi boleh mengubah banyak hal pada sebuah novel atau cerpen, tapi dia tidak boleh mengubah karakter si penulis
Prinsip kedua: Redaksi/editor berhak mengedit naskah penulis tanpa mengubah isinya.

Peranan Penyunting
Keterbacaan. Naskah harus mudah dibaca dan jelas sehingga pencetak atau penyusun huruf dapat memusatkan perhatiannya kepada tugas teknis penyusunan huruf saja, tanpa harus memikirkan apa sebenarnya yang dimaksud oleh pengarang atau penerjemah.

Ketatabahasaan. Bentuk yang dapat berganti-ganti mengenai ejaan, tanda baca, cara penulisan nama orang dan nama geografi, penulisan istilah asing, singkatan, penggunaan jenis dan gaya huruf (tebal, miring, kapital kecil, dan sebagainya) keseragaman bentuk tabel dan keterangan gambar/ilustrasi, pemotongan kata dan sebagainya.

Ketelitian fakta. Editor membantu pengarang atau penerjemah untuk menjaga kebenaran fakta atau data yang dicantumkan dalam naskah. Seorang editor naskah yang benar-benar mahir agaknya mempunyai "indra keenam" yang membuatnya memeriksa fakta, data, atau pernyataan yang kelihatannya agak menyangsikan atau mencurigakan. Dalam hal ini editor dapat berkonsultasi dengan ahli bidang yang bersangkutan.

Kebenaran tata bahasa dan ejaan. Meskipun dalam tata bahasa masih terdapat beberapa perbedaan-pendapat, editor harus mengusahakan agar dalam segi tata bahasa digunakan kaidah-kaidah yang telah disepakati bersama. Namun, akhirnya editor harus memutuskan sendiri - dan bertanggung jawab - tata bahasa yang umumnya akan diterima oleh kalangan terpelajar dan mempunyai rasa bahasa yang baik. Kadang-kadang dikatakan bahwa penyuntingan merupakan seni dan bergantung pada rasa bahasa seseorang.

Kejelasan dan gaya bahasa. Editor bertugas membantu pengarang atau penerjemah agar gagasannya menjadi lebih jelas diterima oleh pembaca. Bila yang ditulis dalam naskah pada hakikatnya tidak salah, pengarang mungkin tidak dapat menyetujui perubahan apa pun pada naskahnya. Akan tetapi, bila editor menjelaskan dengan baik suatu perubahan, seringkali pengarang atau penerjemah dapat menerima hal itu, sejauh tidak terjadi perubahan makna atau pesan yang ingin disampaikan. Editor sejauh mungkin harus menghormati gaya menulis seorang pengarang dan tidak boleh mengubahnya sehingga menjadi naskah baru dengan gaya penulisan editor.

Menghindari pelanggaran hukum dan kesopanan. Editor naskah bertanggung jawab kepada penerbit untuk memeriksa secara teliti segala hal dalam naskah yang mungkin bertentangan dengan undang-undang dan hukum dalam negaranya atau yang mungkin bertentangan dengan kesopanan dan kepantasan. Juga harus dicegah kemungkinan pelanggaran hak cipta pengarang lain.
Bersama dengan bagian produksi atau perancang buku, editor mempunyai tugas penting memberikan petunjuk-petunjuk yang berhubungan dengan produksi bukunya. Di antaranya melengkapi bagian-bagian buku, menyediakan ilustrasi serta keterangannya, serta petunjuk bagi pencetak seperti jenis dan ukuran huruf, panjang baris cetak, jarak antarbaris, penggunaan huruf tebal, miring, dan hal-hal lain mengenai perwajahan.

Karya Kreatif
1. Anakronisme.
Karya kreatif biasanya memiliki unsur anakronisme, yaitu kekeliruan menempatkan sesuatu peristiwa, tokoh, tempat dan sebagainya pada zaman yang sebenarnya. Penyunting hendaklah meneliti hal ini sebelum membuat keputusan.
2. Bahasa Secara umum
Penyunting tidak sepatutnya mempersoalkan penggunaan bahasa dalam karya kreatif, terutama cerpen dan puisi. Yang penting, bacalah karya itu dengan teliti untuk memastikan penggunaan bahasa itu betul. Perubahan sepatutnya dilakukan setelah berunding dengan penulis.
3. Dialog.
Dialog mempunyai peranan yang tersendiri dalam karya kreatif. Antaranya, dialog berkemungkinan mendukung jati diri dan perwatakan. Oleh itu, penyunting hendaklah mengelakkan diri daripada mengubah dialog tanpa berunding dahulu dengan penulisnya.  Sedapat mungkin, kekalkan gaya penulis. Walau bagaimanapun, pastikan juga bahawa perkara yang diperkatakan oleh watak itu jelas maksudnya.
4. Bahasa Dialek.
Bahasa dan Dialek  Satu daripada teknik melukiskan warna-warni tempatan ialah menggunakan bahasa basahan atau dialek. Perubahan mungkin perlu dilakukan sekiranya bahasa basahan atau dialek itu terlalu banyak dan boleh mengganggu pemahaman pembaca. Sebelum perubahan dilakukan, berundinglah dahulu dengan penulis. Satu cara yang boleh dilakukan untuk mengatai masalah ini ialah dengan menyertakan glosari perkataan-perkataan itu di hujung karya.
5. Plot.
Jalan cerita atau plot sesebuah karya kreatif itu juga perlu diteliti. Jika didapati ada masalah, jangan ubat plot karya itu. Biarlah penulis sendiri yang melakukannya.

Epilog:
Tulisan yang baik adalah mengandung pemikiran yang jelas. Karya yang bernilai adalah tulisan yang menyentuh sisi kemanusiaan. Kemudiannya diolah sehingga menarik perhatian, perasaan, dan menjelajahi pemikiran pembaca. Bagaimana bila Anda tidak memperoleh tulisan yang baik dan karya yang bernilai itu? Penyunting yang baik akan menjawab bahwa dirinya akan berusaha memformat ulang karya itu, sendiri, bersama rakan, atau bersama penulisnya, agar menjadi tulisan yang baik atau karya yang bernilai.

Comments

Popular posts from this blog

Menyambut Si Lembut nan Jelita

Modul Jurnalistik: Mulai Menerjemah

Modul Jurnalistik: Prinsip Bahasa Jurnalistik