Posts

Pilihan Itu

Image
Setiap kita kerap mengalami sebuah situasi dimana kita harus memilih. Ya, memilih sebuah pilihan. Saya, Anda atau mereka dalam situasi tertentu mesti memilih. Pilihan itu kadang sulit, kadang mudah bahkan kita begitu tidak berdaya dengan pilihan yang ada. Mereka yang berhasil memilih pilihan-pilihan itu adalah orang-orang sukses. Mereka yang tidak berhasil bahkan binggung menentukan pilihan adalah para pecundang atau pengecut. Karena disetiap pilihan ada sebuah keberanian. Setiap menentukan dan memilih sesuatu ada suatu kesuksesan. Setiap saya, Anda atau mereka memilih sebuah jalan ada tujuan atau target tertentu yang hendak dicapai. Bila keadaanya demikian tangga-tangga peradaban sedang kita jelajahi setapak demi setapak. Sahabat dekat saya hingga kini belum bisa memilih antara S2 dan menikah. Keinginan keluarga besarnya agar melanjutkan S2 seolah benteng perkasa tiada tara. Ia sendiri punya prinsip, tidak ingin merepotkan orang tua. Biaya S2 di Indonesia sungguh fantastis. Bahkan

Hidup Itu Pilihan

Image
Dalam kehidupan ini tentunya, saya, Anda dan kita semuanya senantiasa dihadapkan pada hal-hal dimana kita harus memilih, mana yang penting, mana yang kurang penting, mana yang berharga, mana yang sia-sia, mana yang mendesak, mana yang bisa ditunda demikian seterusnya seperti itu. Sehingga sesuatu yang tidak penting, tidak didahulukan atas sesuatu yang penting. Sesuatu yang penting tidak didahulukan atas sesuatu yang lebih penting. Sesuatu yang tidak kuat (marjuh) tidak didahulukan atas sesuatu yang kuat (rajih). Dan sesuatu "yang biasa-biasa" saja tidak didahulukan atas sesuatu yang utama, atau yang paling utama. Sesuatu yang semestinya didahulukan harus didahulukan, dan yang semestinya diakhirkan harus diakhirkan. Sesuatu yang kecil tidak perlu dibesarkan, dan sesuatu yang penting tidak boleh diabaikan. Setiap perkara mesti diletakkan di tempatnya dengan seimbang dan lurus, tidak lebih dan tidak kurang. Sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT: "Dan Allah SWT telah me

Dunia Itu Indah

Image
"Setiap manusia melihat dunia sesuai dengan perbuatannya, pikirannya dan motivasinya. Apabila perbuatannya baik, pikirannya suci dan motivasinya tulus, dia akan melihat dunia ini bersih dan indah sebagaimana dunia itu diciptakan. Jika yang terjadi sebaliknya, dunia akan terlihat gelap gulita dan dia melihat segala sesuatu terasa hitam pekat". (Dr. A'idh al-Qorny)

Puisi: Aku Rengkuh

Aku Rengkuh Realita itu amat pahit Teori itu amat indah Realita dan teori kadang tak harmonis Manusia begitu terbius khayalan Aku pun kadang terbuai Amat dalam menembus ruang Semangat itu Datang dan pergi Datang saat mimpi Pergi kala mata terbuka Hari demi hari adalah nyata Tidak bisu, tidak diam Bila tiba saatnya Aku rengkuh penuh khidmat Inkos, 31 Mei 2006

Contoh Draft Perjanjian Penerbitan Buku

Image
Banyak penulis maupun penerbit yang masih belum memahami hal-hal pokok dalam perjanjian penerbitan. Kerapkali perjanjian penerbitan tidak mengungkap secara detail hal-hal yang menjadi potensi perselisihan di belakang hari. Saya coba membantu menyajikan sebuah draft perjanjian penerbitan berikut ini. Draft ini sifatnya masih dapat dikembangkan dengan pasal-pasal lain, tetapi paling tidak sudah ‘mengunci’ beberapa hal yang berpotensi menimbulkan perselisihan.  Contoh Format Perjanjian Royalti: SURAT PERJANJIAN LISENSI NASKAH Antara Nama Penerbit dan Nama Penulis tentang PENERBITAN BUKU Pada hari ini, … tanggal …, bulan …, tahun …,  di … telah disepakati perjanjian kerja sama oleh dan antara para penanda tangan di bawah ini: [Nama Direktur]   dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku Direktur dari, oleh karena itu mewakili, untuk dan atas nama perseroan terbatas [Nama Penerbit], berkedudukan di …  dan berkantor pusat di … dengan  akta notaris …. . Sel

Interupsi Pribadi Buat Aku Sendiri

Image
Ya, ternyata aku belum piawai mengatur waktu. Waktu yang 24 jam itu, belum juga bisa aku kendalikan sepenuhnya. Yang aku lakukan hanya itu-itu aja. Terbelenggu dalam rutinitas –yang menurutku sendiri- kurang gereget. Itu penilaian pribadi, belum tentu orang lain menilainya seperti apa. Agenda harian yang aku bikin belum bisa terlaksana semuanya. Memang berat juga, gelombang lalai dan batu karang malas itu. Keduanya kerap menghadang, menerjang, bahkan menikam secara diam-diam atau terang-terangan. Derasnya hujan semangat dan tekad kerap kandas tergilas gelombang ganas, malas. Kobaran api obsesi, padam seketika hanya dengan setetes embun ghaflah atau percikan riya, tak tulus. Manusia rapuh, penuh sandiwara, plin-plan tak tentu arah adalah manusia binasa.  Jangan sampai aku termasuk ke dalam kubangan nista itu. Jangan sampai!. Manusia macam itu hanya bangkai tak bernyawa apalagi punya ruh atau jiwa. Pantas orang yg demikian diberi gelar orang yg bangkrut, paling bangkrut tiada tara, t

Menyambut Si Lembut nan Jelita

Image
"Maafkan Umi..." kata itulah yang meyapa relung hatiku, saat engkau tengah berjihad. Ya tentu saja jihad, seorang ibu saat di ruang bersalin. Perjuangan yang hanya di rasakan oleh mereka yang telah mengalami, bahkan berkali-kali mengalami. Kita, kaum Adam hanya menyaksikan, bagaimana rintihan, jerit histeria dan berjuta tasbih, istighfar serta Asma Allah membasahi lisan-lisan mereka. Padahal ini kali ketiga, sang permaisuri menempuh jalan persalinan. Namun bagi saya, justeru ini adalah pertama kali, The First One. Karena dua sebelumnya Allah menakdirkan, saya berada di tempat lain. Memang dari yang pertama, hingga yang ketiga sekarang semuanya dengan nafas dan cerita yang berbeda. Yang pertama, hampir saja sang isteri depresi, karena tiga hari di Ibrahim Malik Hospital Khartoum terasa, tiga tahun atau bahkan tiga abad. Menanti, menanti dan terus menanti yang pada akhirnya dokter menyarankan untuk di induksi (waja' shina'i). Saat itu saya hanya berdo